Senin, 11 April 2011

SILOGISME KATEGORIAL

SILOGISME KATEGORIAL MEMAHAMI POLA PENALARANPenalaran merupakan suatu corak atau cara seseorang mengunakan nalarnya dalam menarik kesimpulan sebelum akhirnya orang tersebut berpendapat dan dikemukakannya kepada orang lain.Pola penalaran secara sederhana dibedakan menjadi dua: 1) deduktif; dan 2) induktif. Pola penalaran deduktif menggunakan bentuk bernalar deduksi. Deduksi secara etimologis berasal dari kata de dan ducere, yang berarti proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum / universal. Perihal khusus tersebut secara implisit terkandung dalam yang lebih umum. Maka, deduksi merupakan proses berpikir dari pengetahuan universal ke singular atau individual. Dalam konteks demikian terdapat prinsip, hukum, teori, atau putusan lain yang berlaku umum suatu suatu hal, peristiwa, atau gejala. Perhatikan contoh berikut : 1. Semua siswa-siswi kelas XII IPA SMA Gila Nama memperoleh predikat lulus100 % dan memuaskan serta menduduki peringkat empat besar dalam Ujian Nasional tahun lalu. Tetanggaku, Kenthus yang agak nyeleneh itu, siswa kelas XII IPA di sekolah itu. Maka, pastilah si Kenthus lulus dengan predikat memuaskan serta baik nilainya.2. Semua warga RT 5 / RW 3 Kampung Getah Basah yang ikut memeriahkan peringatan HUT ke-61 Republik Indonesia dengan mengikuti berbagai acara yang diselenggarakan berarti memiliki sikap nasionalisme yang baik. Pamanku si gendut lagi pula warga kampung itu juga ikut memeriahkan peringatan HUT ke-61 Republik Indonesia dengan mengikuti berbagai acara yang diselenggarakan. Pasti, pamanku itu sikap nasionalismenya baik.Apabila kita cermati, kedua contoh di atas menggunakan pola penalaran deduktif, yaitu pola penalaran yang berdasar dari pernyataan yang bersifat umum kemudian mengkhusus. Tipe penalaran seperti ini bermula dari suatu peryataan yang berlaku untuk semua anggota populasi dari suatu komunitas. Berdasarkan hal ini ditariklah kesimpulan yang mengenai salah satu individu anggota komunitas itu.Jika menggunakan penalaran seperti ini, tidak mungkinkah kita terjebak dalam suatu pola penyamarataan dengan generalisasi atau apriori? Dalam konteks demikian, lebih baik bila kita memadukan pola deduktif dan induktif, terutama kaitannya dengan kehidupan sehari-hari untuk menghindarkan diri dari kesalahan nalar yang bisa berakibat fatal bagi kita. Kemahiran memadukan kedua tipe penalaran ini membawa kita ke arah penalaran yang analistis, kritis, dan intuitif tajam. Apalagi bila hal tersebut bertumpu pada kelengkapan dan akurasi data, fakta, evidensi, dan bukti yang akan memperlihatkan kesahihan dan kecerdasan berpikir.Silogisme sebagai Bentuk Hasil Penalaran DeduktifSilogisme merupakan suatu proses penarikan kesimpulan yang didasarkan atas pernyataan-pernyataan ( proposisi yang kemudian disebut premis ) sebagai antesedens ( pengetahuan yang sudah dipahami ) hingga akhirnya membentuk suatu kesimpulan ( keputusan baru ) sebagai konklusi atau konsekuensi logis. Keputusan baru tersebut selalu berkaitan dengan proposisi yang digunakan sebagai dasar atau dikemukakan sebelumnya. Oleh karena hal tersebut, perlu dipahami hal-hal teknis berkaitan dengan silogisme sehingga penalaran kita benar dan dapat diterima nalar.Sehubungan dengan hal tersebut perlu diperhatikan konsep-konsep berikut ini : 1. Pernyataan pertama dalam silogisme disebut premis mayor, sedangkan pernyatan kedua disebut premis minor.2. Dalam silogisme hanya terdapat tiga term ( batasan ), yaitu term I : predikat dalam premis mayor ( B ), term II : predikat dalam premis minor ( C ), dan term III / antara, yaitu term yang menghubungkan antara premis mayor dan premis minor ( A ).3. Dalam sebuah silogisme hanya ada tiga proposisi, yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.4. Bila kedua premis negatif, tidak dapat ditarik kesimpulan. 5. Bila salah satu premisnya negatif, tidak dapat ditarik kesimpulan yang sahih.6. Bila salah satu premis partikular, kesimpulan tidak sahih.7. Kedua premis tidak boleh partikular.8. Rumus:PM (premis mayor) : A = BPm (premis minor) : C = AKesimpulan : C = BMacam-Macam SilogismeSilogisme dapat dibedakan menjadi tiga: 1) silogisme kategorial; 2) silogisme hipotetis; dan 3) silogisme alternatif. Namun, bisa juga dibedakan menjadi dua yang lain: 1) silogisme kategorial; dan 2) silogisme tersusun. Perhatikan pembahasan berikut!1. Silogisme KategorialSilogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor. Semua mamalia binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya. Kerbau termasuk mamalia. Jadi, kerbau : binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya.Yang perlu dicermati adalah, bahwa pola penalaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari kita tidak demikian nampak, entah di realita pembicaraan sehari-hari, lewat surat kabar, majalah, radio, televisi, dan lain-lain. Oleh sebab itu, dalam menyimak atau mendengarkan atau menerima pendapat seseorang, kita perlu berpikir kritis melihat dasar-dasar pemikiran yang digunakan sehingga kita dapat menilai seberapa tingkat kualitas kesahihan pendapat itu.Dalam hal seperti ini kita perlu mnenentukan: 1) kesimpulan apa yang disampaikan; 2) mencari dasar-dasar atau alasan yang dikemukakan sebagai premis-premisnya; dan 3) menyusun ulang silogisme yang digunakannya; kemudian melihat kesahihannya berdasarkan ketentuan hukum silogisme.Berdasarkan hal tersebut tentu saja kita akan mampu melihat setiap argumen, pendapat, alasan, atau gagasan yang kita baca atau dengar. Dengan demikian, secara kritis kita mengembangkan sikap berpikir ke arah yang cerdik, pintar, arif, dan tidak menerima begitu saja kebenaran / opini yang dikemukakan pihak lain. Berdasarkan hal inilah akhirnya kita mampu menerima, meluruskan, menyanggah, atau menolak suatu pendapat yang kita terima.2. Silogisme TersusunDalam praktik kehidupan sehari-hari bentuk dilogisme di atas ( kategorial ) sering tidak diikuti sebagaimana mestinya, melainkan diambil jalan pintas demi lancar dan cepatnya komunikasi antar pihak. Berikut ini bentuk-bentuk yang dimaksud, yang sebenarnya merupakan perluasan atau penyingkatan silogisme kategorial. Silogisme ini dapat dibedakan dalam tiga golongan: 1) epikherema; 2) entimem; dan 3) sorites.2.1 EpikheremaEpikherema merupakan jabaran dari silogisme kategorial yang diperluas dengan jalan memperluas salah satu premisnya atau keduanya. Cara yang biasa digunakan adalah dengan menambahkan keterangan sebab: penjelasan sebab terjadinya, keterangan waktu, maupun poembuktian keberadaannya. Perhatikan contoh berikut:§ Semua pahlawan bersifat mulia sebab mereka selalu memperjuangkan hak miliki bersama dengan menomorduakan kepentingan pribadinya. Sultan Mahmud Badaruddin adalah pahlawan. Jadi, Sultan Mahmud Badaruddin itu mulia.§ Semua orang nasionalis adalah pejuang sebab mereka senantiasa bekerja tanpa kehendak serta tidak menghalalkan segala cara. Di dalamnya, setiap kegiatan dan keterlibatan mereka yakini bahwa Tuhan juga terlibat. Itulah sebabnya mereka menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan , keadilan, kebersamaan, dan keberbedaan. Bung Tomo adalah seorang nasionalis. Maka, ia seorang pejuang sejati.Dari kedua contoh di atas terlihat bahwa ada bagian (premis) tertentu yang diperluas dengan menambahkan keterangan, alasan, bukti, dan penjelasan sebagai pelengkap premis mayor. Pola silogistisnya tetap. Hanya saja jumlah keterangan atau atribut yang memperkuat tak terbatas, asalkan memperkuat, mempertegas, dan memperjelas premisnya.Semua siswa yang rajin belajar dengan teratur, tekun, terencana, dan mempeunyai sistem manajemen yang baik tentu akan berhasil dalam hidupnya di masa depan. Dalam klasifikasi seperti ini, mereka senantiasa mempersiapkan diri demi memahami dan mengerti ilmu yang dipelajarainya, tidak mesti harus menunggu belajar karena ada ulangan. Belajar, bagi mereka, bukan sebatas tahu dan hafal, bukan untuk memperoleh angka yang dicapai dalam ulangan. Mereka belajar secara rutin sebagai bentuk tanggung jawabnya menjawab tantangan masa depan dengan jalan memiliki jadwal pribadi yang tersusun tanpa paksaan dari siapa pun. Mereka belajar sampai tahap menganalisis urgensitas bidang studi, baik untuk hidup sekarang maupun yang akan datrang. Bagi mereka tiada hari tanpa belajar, tiada hari tanpa prestasi, dan dijadikannya sebagai pegangan hidup. Ardi adalah siswa yang selalu belajar dengan tekun, teratur, rapi, dan terencana. Maka, tentulah masa depan hidupnya pasti baik.2.2 EntimemEntimem merupakan bentuk singkat silogisme dengan jalan mengubah format yang disederhanakan, tanpa menampilkan premis mayor. Bentuk silogisme ini bisa dimunculkan dalam dua cara: 1) C=B karena C=A, dan 2) Karena C=A, berarti C=B. Bentuk penalaran ini bisa dikembangkan dalam format yang lebih detail bagian per bagian yang akan memperbanyak gagasan dan konsep. Hubungan logis memegang peran utama dalam penalaran tipe ini. Pada umumnya entimem dimulai dari kesimpulan, hanya saja ada alternatif mengemukakan sebab untuk sampai kepada kesimpulan.Contoh: 1. Imey memang siswa yang amat baik masa depannya sebab ia bersekolah di SMA Bina Kerangka.2. Orang itu pasti jagoan. Bukankah ia berasal dari Hollywood?3. Temanku sebangku itu amat pintar. Ia memang dilahirkan dalam shio macan.Bila kita cermati, ketiga contoh tersebut dapat dilacak rangkaian silogismenya. Setelah mengembalikan rangkaian silogismenya, kita lihat validitas-validitas premis, terutama premis mayor sebagai dasar bernalar, serta akurasi premis minornya, untuk menarik kesimpulan.2.3 SoritesSilogisme tipe ini sangat cocok untuk bentuk-bentuk tulisan atau pembicaraan yang bernuansa persuasif. Silogisme tipe ini didukung oleh lebih dari tiga premis, bergantung pada topik yang dikemukakan serta arah pembahasan yang dihubung-hubungkan demikian rupa sehingga predikat premis pertama menjadi subyek premis kedua, predikat premis kedua menjadi subyek pada premis ketiga, predikat premis kedua menjadi subyek pada premis keempat, dan seterusnya, hingga akhirnya sampailah pada kesimpulan yang diambil dari subyek premis pertama dan predikat premis terakhir.ASAS PENALARAN DALAM KARANGANAspek Penalaran Dalam Karangan1. Menulis sebagai hasil proses bernalar.Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa merupakan hasil proses berpikir kita tentang sesuatu . Hal ini dapat kita mengerti tatkala kita akan mengemukakan pendapat kepada orang lain, misalnya saat berbicara, pikiran kita berkonsentrasi, berproses, kemudian menggunakan media bahasa lisan untuk mengemukakan gagasan. Hal ini pun juga terjadi tatkala kita menulis suatu topik. Untuk menulis suatu topik kita harus berpikir, menghubung-hubungkan berbagai fakta, membandingkan, mempertentangkan, mencari faktor penyebab dan akibatnya, dan lain-lain.Dalam keseharian hidup kita pun saat dalam kondisi sadar dan terjaga, kita senantiasa berpikir. Berpikir memang merupakan kegiatan mental kehidupan manusia. Saat itu pulalah timbul serangkaian fakta hasil pengalaman, pengamatan, percobaan, penelitian, dan referensi dalam urutan yang saling berhubungan serta bertujuan menarik kesimpulan yang terwujud dalam pendapat. Jenis berpikir seperti ini sudah merupakan kegiatan bernalar. Dan proses bernalar merupakan kinerja berpikir yang sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pendapat atau gagasan. Kegiatan ini bisa bersifat ilmiah atau tidak ilmiah.Dari prosesnya, penalaran itu dapat dibedakan sebagai penalaran induktif dan deduktif. Penalaran ilmiah mencakup kedua poroses penalaran tersebut.2. Penalaran induktif.Penalaran induktif adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya disebut induksi.Penalaran induktif dapat berbentuk generalisasi, analogi, atau hubungan sebab akibat. Generalisasi adalah proses berpikir berdasarkan hasil pengamatan atas sejumlah gejala dan fakta dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa itu. Analogi merupakan cara menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan terhadap sejumlah gejala khusus yang bersamaan. Hubungan sebab akibat ialah hubungan ketergantungan antara gejala-gejala yang mengikuti pola sebab akibat, akibat sebab, dan akibat-akibat.3. Penalaram deduktif.Penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Pernyataan tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut. Artinya, apa yang dikemukakan dalam kesimpulan sudah tersirat dalam premisnya. Jadi, proses deduksi sebenarnya tidak menghasilkan suatu konsep baru, melainkan pernyataan / kesimpulan yang muncul sebagai konsistensi premis-premisnya.4. Penalaran dalam karangan.Dalam praktek, proses penalaran tidak dapat terpisahkan dengan proses pemikiran. Tulisan merupakan perwujudan hasil kinerja proses berpikir. Tulisan yang baik, sistematis, dan logis mencerminkan proses berpikir yang baik juga. Begitu juga sebaliknya, tulisan yang kacau mencerminkan proses dan kinerja berpikir yang kacau pula. Karena itu pelatihan keterampilan menulis pada hakekatnya merupakan hal pembiasaan berpikir / bernalar secara tertib dalam bahasa yang tertib pula.Suatu karya tulis merupakan hasil proses berpikir yang mungkin merupakan hasil deduksi, induksi, atau gabungan di antara keduanya. Suatu tulisan yang bersifat deduktif dibuka dengan suatu pernyataan umum berupa kaidah, teori, peraturan, atau pernyataan lainnya. Selanjutnya pernyataan tersebut dikembangkan dengan pernyataan-pernyataan atau rincian-rincian khusus. Sebaliknya, suatu karya tulis yang induktif dibuka dengan rincian-rincian khusus dan diakhiri dengan suatu kesimpulan umum atau generalisasi. Gabungan antara keduanya dimulai dengan pernyataan umum, diikuti dengan rincian-rincian dan diakhiri dengan pengulangan pernyataan umum yang dikemukakan sebelumnya.Secara praktis, proses penalaran deduktif dan induktif dikembangkan dalam bentuk paragraf. Yang perlu diperhatikan adalah arah atau alur penalaran dan cara pewujudannya dalam karya tulis. Hal tersebut sangat berhubungan dengan urutan pengembangkan dan isi karangan.Pola pengembangan gagasan dapat dilakukan dengan : 1) urutan kronologis; 2) urutan spasial; 3) urutan alur penalaran.; dan 4) urutan kepentingan.Urutan kronologis ditandai dengan penggunaan kata-kata seperti dewasa ini, sekarang, bila, sebelum, sementara itu, sejak saat itu, selanjutnya, dalam pada itu, mula-mula. Bentuk tulisan ini biasanya dipergunakan untuk memaparkan sejarah, proses, asal-usul, dan biografi / riwayat hidup.Urutan spasial digunakan untuk menyatakan tempat atau hubungan dengan ruang, Biasanya dipakai dengan urutan waktu. Pola ini biasanya menggunakan kata-kata di sini, di situ, di, pada, di bawah, di atas, di tengah, berhadapan, bertolak belakang, berseberangan, dan lain-lain.Urutan penalaran menghasilkan paragraf deduktif dan induktif. Sedangkan urutan kepentingan dikembangkan berdasarkan skala prioritas gagasan yang dikemukakan., dari yang paling penting, menuju yang penting, ke yang kurang penting

Minggu, 07 November 2010

softskill "perilaku konsumen"

PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PRODUK

NAMA :RUDY WILLIANTO
KELAS : 3EA14(MALAM)
NPM : 11208112

PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PRODUK
Digital revolution adalah perubahan secara besar-besaran dalam penggunaan alat-alat digital. Digital revolution yang dimaksud disini adalah penggunaan teknologi canggih pada pemasaran.

Pengaruh didgital revolution telah menimbulkan perubahan yang drastic terhadap lingkungan bisnis, hal ini dapat dilihat sebagai berikut :
1. Konsumen lebih memiliki kekuatan dibandingkan sebelumnya.
2. Konsumen memiliki akses untuk mendapakan informasi yang lebih dibandingkan sebelumnya.
3. Para marketer dapat menawarkan produk dan jasa yang lebih dibandingkan sebelumnya.
4. Pertukaran antara marketer dan konsumen akan lebih interaktif dan spontan.
5. Marketer dapat mengumpulkan lebih banyak informasi tentang konsumen dengan cepat dan mudah.

Perilaku konsumen :
Adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. Focus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang.

Dua wujud konsumen
1. Personal Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri.
2. Organizational Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.




Production concept
Konsumen pada umumnya lebih tertarik dengan produk-produk yang harganya lebih murah. Mutlak diketahui bahwa objek marketing tersebut murah, produksi yang efisien dan distribusi yang intensif. Konsumen akan menggunakan atau membeli produk yang ditawarkan tersebut memiliki kualitas yang tinggi, performa yang terbaik dan memiliki fitur-fitur yang lengkap.

Selling concept
Marketer memiliki tujuan utama yaitu menjual produk yang diputuskan secara sepihak untuk diproduksi.

Marketing concept
Perusahaan mengetahui keinginan konsumen melalui riset yang telah dilakukan sebelumnya, kemudian memproduksi produk yang diinginkan konsumen. Konsep ini disebut marketing concept.

Market segmentation
Membagi kelompok pasar yang heterogen ke kelompok pasar yang homogen.

Market targeting
Memlih satu atau lebih segmen yang mengidentifikasikan perusahaan untuk menentukan.

Positioning
Mengembangkan pemikiran yang berbeda untuk barang dan jasa yang ada dalampikiran konsumen. Menyediakan nilai pelanggan didefinisikan sebagai rasio antara keuntungan yang dirasakan sumber-sumber (ekonomi, fungsional dan psikologi) digunakan untuk menghasilkan keuntungan-keuntungan tersebut. Keuntungan yang telah dirasakan berupa relative dan subjektif. Kepuasan pelanggan adalah persepsi individu dari performa produk atau jasa dalam hubungannya dengan harapan-harapan.




Mempertahankan konsumen adalah bagaimana mempertahankan supaya konsumen tetap loyal dengan satu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain, hamper dalam semua situasi bisnis, lebih mahal untuk mencari pelanggan baru dibandingkan mempertahankan yang sudah ada.

Etika pasar dan tanggung jawab social
Konsep pemasaran social mewajibkan semua pemasar wapada terhadap prinsip tanggung jawab social dalam memasarkan barang atau jasa mereka, oleh sebab itu pemasar harus mampu memuaskan kebutuhan dan keinginan dari targt pasar mereka. Praktek etika dan tangung jawab social dalah bisnis yang bagus, tidak hanya meningkatkan penjualan tetapi menghasilkan kesan yang baik.

Model sederana dari pengambilan keputusan yang dibuat oleh pelanggan
- Input stage mempengaruhi pengakuan konsumen dari sebuah kebutuhan produk dan terdiri dari dua (2) sumber informasi, yaitu usaha pemasaran perusahaan dan pengaruh sosiologi dari luar pelanggan.
- Output stage terdiri dari dua (2) pendekatan yang erat hubungannya dengan aktivitas pengambilan keputusan yang sudah diambil.

The Traditional Marketing Concept Value and Retention Focused Marketing
- Hanya membuat sesuatu yang dapat dijual selaindari mencoba untuk menjual apa yang telah dibuat.
- Jangan memfokuskan kepada produk, fokuskan pada kebutuhan yang memuaskan.
- Menyesuaikan produk pasar dan jasa dengan konsumen daripada melihat penawaran dari pesaing.
- Meneliti kebutuhan konsumen dan karakteristiknya.
- Mengerti proses perilaku pembelian dan keuntungannya terhadap perilaku konsumen.
- Segmentasi pasar berdasrkan kebutuhan konsumen dari segi geografi, demografi, psikologi, sosiokultural, gaya hidup dan karakteristik lainnya. o Menggunakan teknologi yang dapat membantu konsumen untuk menyesuaikan diri terhadap apa yang kita buat.



- Focus pada nilai suatu produk, sebanding dengan kebutuhan yang telah dipuaskan.
- Memanfaatkan dan mengerti kebutuhan konsumen untuk meningkatkan penawaran yang diterima konsumen lebih baik dari penawaran pesaing.
- Meneliti tingkat keuntungan disertai dengan bermacam-macam kebutuhan konsumen dan karakteristiknya.
- Mengerti perilaku konsumen dalam hubungannya dengan produk perusahaan.
- Menggunakan segmentasi hybrid yang mengkombinasikan sementasi tradisional dengan data pada tingkat pembelian konsumen dan pola penggunaan pada produk.

ANALISIS
Pada intinya setiap Produsen dapat melihat perilaku konsumen dengan persediaan dan inovasi produk yank mereka jual. Konsumen membeli suatu produk pasti ada suatu nilai yang dikeluarkan yang bertujuan untuk memuaskan nya.

Rabu, 24 Maret 2010

pendidikan kewarganegaraan

Pendidikan
Kewarganegaraan















Disusun oleh :

Nama : Rudy willianto
NPM : 11208112
Kelas : 2EA14
Fak/Jur : Ekonomi / Manajemen









UNIVERSITAS GUNADARMA
2010

PENDAHULUAN
Pemahaman tentang Bangsa, Negara, Hak, dan Kewajiban Warga Negara, Hubungan Warga Negara dengan Negara atas dasar Demokrasi, Hak Asasi Manusia (HAM), dan Bela Negara
1. Pengertian dan Pemahaman tentang Bangsa dan Negara
a. Pengertian Bangsa
Bangsa adalah orang-orang yang memiliki kesamaan asal keturunan adat, bahasa dan sejarah serta berperintah sendiri.
b. Pengertian dan Pemahaman Negara
Negara adalah organisasi dari sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang bersama-sma mendiami suatu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu pemerintah yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersebut. Sebuah negara dapat berbentuk negara kesastuan (unitary state) dan negara serikat (federation)
2. Negara dan Warga Negara dalam Sistem Kenegaraan di Indonesia
NKRI didirikan berdasarkan UUD 1945 yang mengtur tentang kewajiban negara terhadap warganya dan hak serta kewajiban warga negara terhadap warganya dan hak serta kewajiban warga negara terhadap negaranya dalam suatu system kewarganegaraan.
3. Proses Bangsa yang Menegara
Proses bangsa yang menegara memberikan gambaran tentang bagaimana terbentuknya bangsa, dimna sekelompok manusia yang berada di dalamnya merasa sebagai bagian dari bangsa. Proses tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia.
2. Proklamasi atau pintu gerbang kemerdekaan.
3. Keadaan bernegara yang nilai-nilai dasarnya ialah merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
4. Pemahaman Hak dan Kewajiban Warga Negara
Warga negara telah diamanatkan pada Pasal 26 (tentang kewajiban), Pasal 27 (tentang hak), Pasal 28 (tentang kewajiban), Pasal 30 (tentang hak dan kewajiban).

5.Hubungan Warga Negara dan Negara
a. Siapakah warga negara ?
Warganegara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang bertempat tinggal di Indonesia.
b. Kesamaan Kedudukan dalam Hukum dan Pemerintahan
Kesamaan kedudukan warga negara di dalam hukum dan pemerintahan dan kewajiban warga negara dalam menjujung tinggi hokum dan pemerintahan tanpa perkecualian.
c. Hak Asasi Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak Bagi kemanusiaan
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
d. Kemerdekaan Berserikat dan Berkumpul
Warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran secara lisan maupun tertulis, dan sebagainya.
e. Kemerdekaan Memeluk Agama
Pasal 29 ayat (1) UUD 1945 menyatakan : “Negaraberdasarkan atas Ketuhana Yang Maha Esa”. Dan ayat (2) berbunyi : ”Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya dan kepercayaannya itu”.
f. Hak dan Kewajiban Pembelaan Negara
Pada Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 : “menyatakan hak dan kewajiban setiap warga negara untuk ikut sertadalam usaha pembelaan negara”
g. Hak Mendapatkan Pengajaran
Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran
h. Kebudayaan Nasional Indonesia
Kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya, baik kebudayaan lama dan asli yang berada dalam kebudayaan rakyat Indonesia.


i. Kesejahteraan Sosial
perekonomian berdasarkan asas kekeluargaan, cabang produksi yang di kuasai negara dan bumi,air dan kekeyaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara.
6. Pemahaman tentang Demokrasi
a. Konsep Demokrasi
Konsep demokrasi, kekuasaan menyiratkan arti politik dan pemerintah, sedangkan rakyat beserta warga masyarakat didefinisikan sebagai warga negara.
b. Bentuk Demokrasi dalam Pengertian Sistem Pemerintah Negara
1. Bentuk Demokrasi
Bentuk demokrasi dalam pemerintahan negara adalah Pemerintahan Monarki dan Pemerintahan Republik.
2. Kekuasaan dalam Pemerintah
Kekuasaan Legislatif, Kekuasaan Eksekutif, dan Kekuasaan Yudikatif.
3. Pemahaman Demokrasi di Indonesia
Dalam sistem Kepartaian, sistem pengisiaan jabatan pemegang kekeuasaan negara, dan hubungan antara pemegang kekuasaan negara, terutama eksekutif dan legislative.
4. Prinsip Daasar Pemerintahaan Republik Indonesia
Dua hal yang mendasar yang digariskan secara sistematis, yaitu Pancasila sebagai sumber hokum dan tata urut peraturan perundangan Republik Indonesia yang terdiri atas UUD 1945, Ketetapan MPR, UU dan Perpu, PP, Keppres dan peraturan pelaksanaan lain.
5. Beberapa Rumusan Pancasila
Rumusan Pancasila di rumuskan oleh Mr. Muhammad Yamin, Piagam Jakarta, Ir. Soekarno, Preambule UUD. Pada akhirnya dirumuskan rumusan Pancasila seperti di dalam Pembukaan UUD 1945.
6. Struktur Pemerintahaan Republik Indonesia
a. Badan pelaksanaan pemerintahaan (Eksekutif)
1.Pembagian pelaksanaan tugas dan fungsi
2.Pembagian berdasarkan kewilayahaann dan tingkat pemerintah.
b. Hal Pemerintah Pusat
1.Organisasi Kabinet
2.Badan Pelaksanaan Pemerintahaan
3.Pola Administrasi
4.Tugas Pokok Pemerintahan Nerara RI
5.Hal Pemerintahaan Wilayah
6.Hal Pemerintahaan Daerah
c. Pemahaman tentang Demokrasi Indonesian
Demokrasi Indonesia adalah pemerintah rakyat yang berdasarkan nilai-nilai falsafah Pancasila atau pemerintah dari, oleh, dan untuk rakyat berdasarkan sila-sila Pancasila.
7. Pemahaman tentang Hak Asasi Manusia
Hak-hak Asasi Manusia ini merupakan suatu pelaksanaan umum yang berlaku bagi semua bangsa dan negara. Setiap orang dan setiap badab dalam masyarakat perlu senantiasa mengingat pernyataan ini dan berusaha, dengan cara mengjar dan mendidik, untuk mempertinggi penghargaan terhadap hak-hak dan kebebasan ini dan, melalui tindakan-tindakan progresif secara nasional maupaun internasional, menjamin pengakuan dan pelaksanaan hak-hak dan kebebasaan itu secara umum dan efektif oleh bangsa-bangsa dari negara-negra anggota maupun dari daerah yang berada di bawah kekuasaan hokum mereka.
8. Kerangka dasar Kehidupan Nasional Meliputi Keterkaitan antara Falsafah pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional.
a. Konsep Hubungan antara Pancasila dan Bangsa
Bahwa sila-sila dalam Pancasila menjadi falsafah bagi bangsa Indonesia. Artinya bahwa menjadikan cita-cita dalam setiap upaya melakukan pekerjaan dan kebenaran yang di tuju oleh bangsa Indonesia seperti yang tertuang dalam Pancasila.
b. Pancasila Sebagai Landasan Idiil Negara
cita-cita bangsa Indonesia pun kemudiaan menjadi cita-cita negara karena Pancasila merupakan landasan idealism Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sila-sila dalam Pancasila yang merupakan keberadaan yang hakiki perlu diwujudkan oleh bangsa Indonesia.
9. Landasan Hubungan UUD 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
a. Pancasila sebagai Ideologi Negara
Negara mempunyai cita-cita, yaitu keberadaan hakiki yang terdapat dalam Pancasila. Cita-cita tersebut tercermin dalam Pembukaan UUD 1945.
b. UUD 1945 sebagai landasan Konstitusi
c. Implementasai Konsep UUD 1945 sebagai Landasan Konsitusi
Pancasila, Penataan, Ekonomi, Kualitas Bangsa, Kekuatan Pertahanan dan Keamanan.
d. Konsep Pertama tentang Pancilasa sebagai Cita-citu dan Ideologi Negara.
Pada Pembukaan UUD 1945 : Alinea pertama, kedua, ketiga, keempat.
e. Konsepsi UUD 1945 dalam Mewadai Perbedaan Pendapat dalam Kemasyarakataan Indonesia
semua wadah organisasi kemasyarakatan ini di atur dalam undang-undang pelaksanaan tentang organisasi kemasyarakatan yang tentunya berdasarkan falsafah Pancasila.
f. Konsep UUD 1945 dalm Infrrastruktur Politik
Merupakan wadah masyarakat yang menggambarkan bahwa masyarakat ikut menenntukan keputusan politik dalam mewujudkan cita-cita nasional berdasarkan falsafah bangsa..
10. Perkembangan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara
a . Situasi NKRI Terbagi dalam Periode-periode
berkaitan dengan kepentingan sejarah perkembangan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara.
b. Pada Periode Lama Bentuk Ancaman yang dihadapi adalah Ancaman Fisik
Ancaman datang dari manapun dari luar, langsung maupun tidak langsung, menumbuhkan pemikiran menganai cara menghadapinya.
c. Periode Orde Baru dan Periode Reformasi
Ancaman yang dihadapi dalam periode ini berupa tantangan non fisik dan gejolak social. Untuk mewujudkan bela negara dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat.



referensi : Ppkn sltp
koran kompas

Selasa, 24 November 2009

RAT laporan koperasi 2008

LAPORAN KOPERASI

TUTUP BUKU ANGGARAN DASAR 2008

PRIMER FORTUNA FURNITURE

Nomor Badan Hukum No. 819 / BH / PAD / KDK. 10.8 / I / 2001

Disusun oleh :

Nama : Rudy Willianto

NPM : 11208112

Kelas : 2 EA14

Fak/ Jurusan : Ekonomi / manajemen

UNIVERSITAS GUNADARMA

2009

LEMBAR PENGESAHAN

Bekasi, 23 Nopember 2009

Menyetujui :

Penyusun

Mengetahui :

Dosen Pengampu Ketua Koperasi

Universitas Gunadarma








DAFTAR ISI

LAPORAN TAHUNAN

PRIMER KOPERASI PT. FORTUNA FURNITURE

TAHUN BUKU 2008

SAMPUL…………………………………………………………….

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………. 2

DAFTAR ISI………………………………………………………… 3

KATA PENGANTAR………………………………………………. 4

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………. 5

1.2 Tujuan……………………………………………….. 5

BAB II SUSUNAN PENGURUS DAN PENGAWAS

2.1 Susunan pengurus dan badan pengawas…………….. 6

2.2 Asas dan Tujuan koperasi………………………….... 7

2.3 Aspek kelembagaan Koperasi………………………. 8

2.4 Laporan keuangan

a. Neraca Lajur……………………………… 9

b. Neraca Singkat…………………………… 9-11

c. Laporan Rugi Laba………………………. 12-14

d. Laporan Arus kas………………………… 15-16

BAB III TEMUAN

3.1 Keterlaksanaan……………………………………… 17

3.2 Manfaat yang di rasakan……………………………. 17

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan………………………………………… 18

4.2 Saran……………………………………………….. 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena saya dapat menyelesaikan tugas perkuliahan saya dengan baik dan tepat waktu. Tugas ini saya susun bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan kita semua tentang koperasi.

Saya ucapkan terimakasih kepada Bpk. Edi Sucipto selaku ketua koperasi yang telah membantu saya dalam hal menyelesaikan perkuliahan saya, Sekiranya hal yang sudah tertulis ini dapat berguna untuk mahasiswa Universitas Gunadarma dan masyarakat luas.

Tak ada gading yang tak retak, tak ada cinta yang sempurna. Mohon maaf bila ada kekurangan dalam sebuah karya ini.

Penulis

Rudi Willianto

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kegagalan atau keberhasilan suatu Koperasi dapat diketahui laba / ruginya yang di peroleh pada setiap akhir periode. Oleh kerena itu koperasi sangat membutuhkan informasi mengenai laporan keuangan yang tepat dan jelas dalam mencatat laporan keuangan yang baik serta meningkatkan kerjasama setiap anggota koperasi.

1.2 TUJUAN

      • Menyelesikan tugas softskill mengenai ekonomi koperasi
      • Mengetahui Susunan pengurus dan koperasi
      • Pencatatan lebih jelas dan mudah di baca

BAB II

SUSUNAN PENGURUS DAN BADAN PENGAWAS

PT. FORTUNA FURNITURE TAHUN BUKU 2008




2.1 SUSUNAN PENGURUS DAN BADAN PENGAWAS

· Organisasi

Susunan Pengurus Koperasi Pegawai PT. FORTUNA FURNITURE untuk Tahun Buku 2008 adalah sebagai berikut:

a. Pengurus

Ketua : Edy Sucipto

Sekretaris I : Lenny

Sekretaris II : Ridwan

Bendahara I : Sugeng

Bendahara II : Adi Mewengkang

Unit Toko sembako : Sari Anggraeni

Unit Pangkas rambut : Ridwan andrana

b. Badan Pengawas

Ketua : Welly

Anggota : Agung Laksono

Anggota : Santi Setiawan

c. Aspek Usahanya

a. Simpan pinjam.

b. Toko,

c. Perdagangan umum,

d. Penyewaan mesin, dll.

2.2 ASAS DAN TUJUAN KOPERASI

· Gambaran Umum

Koperasi Pegawai PT. FORTUNA FURNITURE yang berkedudukan di Jalan Ciketing Udik Kabupaten Bekasi, didirikan berdasarkan Surat Keputusan Departemen Koperasi Wilayah Jawa Barat dengan Nomor Badan Hukum No. 819 / BH / PAD / KDK. 10.8 / I / 2001

· Asas dan Tujuan Koperasi

a. Koperasi berasaskan kekeluargaan

b. Koperasi bertujuan :

- Mengembangkan Ideologi Kehidupan Koperasi,

- Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya, dan

- Mengembangkan kemampuan ekonomi desa dan kemampuan usaha pada anggota dalam meningkatkan produksi dan pendapatannya.

· Bidang Usaha

Bidang usaha Koperasi meliputi:

e. Simpan pinjam.

f. Toko,

g. Perdagangan umum,

h. Penyewaan mesin, dll.

2.3 ASPEK KELEMBAGAAN KOPERASI

Organisasi

Susunan Pengurus Koperasi Pegawai PT. FORTUNA FURNITURE untuk Tahun Buku 2008 adalah sebagai berikut:

a. Pengurus

Ketua : Edy Sucipto

Sekretaris I : Lenny

Sekretaris II : Ridwan

Bendahara I : Sugeng

Bendahara II : Adi Mewengkang

b. Badan Pengawas

Ketua : Welly

Anggota : Agung Laksono

Anggota : Santi Setiawan


LAPORAN KEUANGAN

TAHUN 2008

NERACA SINGKAT

PER-31 DESEMBER 2008

AKTIVA PASSIVA

No perkiraan

Nama Perkiraan

Jumlah

( Rp )

No

Perkiraan

Nama Perkiraan

Jumlah

10

Aktiva Lancar

20

Hutang jangka pendek

8.129.300,00

1000

Kas

3.021.000,00

2000

Hutang barang niaga

33.369.200,00

1010

Bank

862.471,57

2001

Hutang barang sekunder

207.809.399,00

1020

Piutang barang primer

116.394.150,00

2014

Simpanan sukarela

24.964.818,21

1021

Piutang barang Skdr

479.977.032,00

2022

Dana Sosial

13.757.767,46

1022

Piutang uang

977.236.300,00

2023

Dana pendidikan

10.952.997,84

1024

Piutang pasar pagi

0,00

2024

Dana PDK

0,00

1056

Pajak bayar dimuka

0,00

2026

Jasa Pembelian

298.983.482,51

1057

THR bayar dimuka

52.673.923,00

Jumlah Hut. Jangka pendek

1060

Persediaan barang primer

33.630.462,00

1061

Persediaan barang sekunder

54.259.000,00

21

Hutang jangka panjang

6.305.000,00

1200

Saham PT. Gudang Garam

80.000.000,00

2103

Bantuan dana kasad

40.000.000,00

Jumlah Aktiva Lancar

1.798.054.338,57

2104

Bantuan pangdam

826.391,50

2105

Bantuan komando

650.000,00

12

Penyertaan

2107

Bantuan inkopad

47.781.391,50

1210

Simpanan pokok Puskopad

50.000,00

Jumlah Hut. Jangka Panjang

1211

Simpanan W. tetap Puskopad

14.729.740,33

1212

Simpanan W. khusus Puskopad

510.000,00

1213

Simpanan W. jasa Puskopad

6.665.723,54

30

Modal Sendiri

13.110.000,00

1221

Unit usaha pasar pagi

10.000.000,00

3000

Simpanan pokok

30.152.189,00

Jumlah Penyertaan

31.955.463,87

3001

Simpanan W.tetap

611.963.365,00

3002

Simpanan W. khusus

212.761.063,68

13

Aktiva Tetap

3003

Jasa Simpanan Wajib

344.561.423,80

1220

Penyertaan Wartel

113.813.925,00

3010

Cadangan

2.478.720,00

1302

Inventaris

24.925.153,00

3011

NTBK

80.000.000,00

1310

Ak. Peny.Bangunan

8.190.256,00

3012

Pemupukan Modal Saham

1311

Ak. Peny. Inventaris kantor

12.070.398,00

306.696.590,95

Jumlah Aktiva Tetap

118.478.424,00

SHU PER 30 Juni 2009

1.601.723.352,43

Aktiva lain-lain

Jumlah modal sendiri

TOTAL AKTIVA

1.948.488.226,44

TOTAL PASIVA

1.948.488.226,44

LAPORAN RUGI / LABA

PER – 31 DESEMBER 2008

Uraian

Jumlah

( Rp )

Jumlah

( Rp )

Jumlah

( Rp )

1. Pendapatan

Pendapatan Barang Niaga

Penjualan

585.229.000,00

Persediaan Awal

32.913.257,00

Pembelian

554.193.954,00

Jumlah

587.107.211,00

Persediaan akhir

33.630.462,00

Harga Pokok barang terjual

553.476.749,00

Laba Kotor

31.752.251,00

Pendapatan barang sekunder

771.013.873,00

Penjualan

41.908.500,00

Persediaan awal

716.302.600,00

Pembelian

758.211.100,00

Jumlah

Persediaan akhir

54.259.000,00

Harga pokok barang tejual

703.952.100,00

758.211.100,00

Laba Kotor

67.061.773,00

Jumlah laba kotor

98.814.024,00

Pendapatan lain-lain

Pendapatan Jasa

165.277.711,00

Pendapatan Pangkas rambut

4.500.000,00

Pendapatan lain-lain

38.053.674,62

Pendapatan toko sembako

4.127.000,00

Pendapatn SHU

126.600,00

Pendapatan Devident

28.000.000,00

Jumlah pendapatan lain-lain

240.084.985,62

Total sisa usaha kotor

338.899.009,62

Pindahan Sisa Usaha Kotor

338.899.009,62

2. Beban Operasional

Beban Transportasi

2.728.500,00

Beban ATK

11.091.100,00

Beban Rumah Tangga

4.054.650,00

Beban Organisasi

3.954.500,00

Beban Bank

152.163,67

Beban Intensive Karyawan

3.360.000,00

Beban penyusutan inventaris

6.861.505,00

Jumlah Beban Operasional

LAPORAN ARUS KAS


BULAN SEPTEMBER 2009



KETERANGAN

JUMLAH

JUMLAH


Rp

Rp


SALDO AWAL KAS

513.000,00



ARUS KAS MASUK


1

Penarikan Uang dari Bank

53.000.000,00


2

Penerimaan Piutang Barang Primer

54.885.800,00


3

Penerimaan Piutang Barang Sekunder

77.624.500,00


4

Penerimaan Piutang Uang

139.392.200,00


5

Penerimaan Simpanan Pokok

170.000,00


6

Penerimaan Simpanan W. tetap

134.500,00


7

Penerimaan Simpanan W. khusus

17.065.000,00


8

Penerimaan Simpanan Sukarela

27.835.000,00


9

Penerimaan Penjualan Tunai Barang Niaga

10.150.900,00


10

Penerimaan Penjualan Tunai Barang Sekunder

10.227.700,00


11

Penerimaan Pendapatan Unit Usaha

6.015.547,00



JUMLAH PENERIMAAN KAS

396.501.147,00


TOTAL ARUS KAS MASUK

397.014.147,00



ARUS KAS KELUAR


1

Pembayaran Bunga Bank

0,00


2

Pembayaran Piutang Barang Primer

884.500,00


3

Pembayaran Piutang Barang Sekunder

286.500,00


4

Pembayaran Piutang Uang

142.523.700,00


5

Pembayaran Hutang Barang Niaga

3.854.400,00


6

Pembayaran Hutang Barang Sekunder

81.307.600,00


7

Penyaluran Dana Sosial

1.200.000,00


8

Dana PDK

634.000,00


9

Penyerahan Simpanan Pokok

100.000,00


10

Penyerahan Simpanan W. tetap

396.679,00


11

Penyerahan Simpanan W. khusus

5.838.811,00


12

Penyerahan Simpanan Sukarela

21.500.000,00


13

Penyerahan Simpanan Wajib Jasa

1.898.319,00


14

Pembayaran Pembelian Tunai Barang Niaga

43.156.838,00


15

Pembayaran Pembelian Tunai Barang Sekunder

33.785.000,00


16

Pembayaran Beban Operasional

2.396.000,00


17

Dana Pendidikan

0,00


18

THR bayar dimuka

130.800,00


19

Jasa Pembelian

54.100.000,00



JUMLAH PENGELUARAN KAS

393.993.147,00


SALDO AKHIR KAS

3.021.000,00




BAB III

TEMUAN

3.1 KETERLAKSANAAN ( FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT )

Faktor Pendukung :

1. Orang Tua yang telah memberikan dukungan atau dorongan

baik material ataupun moral.

2. Kerjasama yang baik dengan anggota koperasi sehingga bisa

menyelesaikan tugas softskill Ekonomi Koperasi.

3. Dosen pengajar dari pihak Universitas Gunadarma yang telah

membimbing cara pembuatan laporan akhir koperasi.

Faktor Penghambat :

1. Banyak kesibukan lain yang menghambat pengerjaan tugas

2. Data-data koperasi yang sulit didapat

3.2 MANFAAT YANG DIRASAKAN

Dalam pembuatan laporan anggaran dasar 2008 koperasi ada beberapa

manfaat yang di dapat, yaitu pengetahuan baru yang di dapat ketika

membuat laporan, serta mengerti akan sulitnya observasi ke koperasi karna

kesibukan lain.

3.3 PENGEMBANGAN / TINDAK LANJUT

Kepada Dosen pengampu di harapkan untuk memperhatikan kelas malam

juga, karna dalam program softskill ini cukup sulit dalam pembuatan blog

karna tidak semua mahasiswa mengerti akan teknologi, dan memberikan

bimbingan dalam pengerjaan mata kuliah softskill.

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Dalam pelaksanaan tugas softskill penulis dapat mengembangkan bakatnya untuk mengetahui keanggotaan koperasi.

4.2 SARAN – SARAN

Pihak Universitas

· Agar pihak universitas tidak memberikan waktu yang singkat untuk menyelesaikan tugas ini karna kami kelas karyawan juga memiliki kesibukan lain.

· Mengharapkan pihak universitas untuk membimbing lebih jelas dan secara rinci dalam pembuatan tugas softskill, serta menginformasikannya lebih awal.